Sabtu, 06 Oktober 2012

LAPORAN BANTEK 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, menuju cita-cita nasional yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Bertitik tolak dari hakikat pembangunan nasional tersebut, maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia adalah suatu keharusan konseptual karena manusia adalah sasaran dan sekaligus subyek pembangunan. Pembangunan sumber daya manusia dalam pembahasan ini dimaksudkan untuk mewujudkan manusia Indonesia berkualitas, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pembangunan sumber daya manusia Indonesia akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional karena manusia adalah pelaku sekaligus sasaran pembangunan yang akan menentukan berhasil-tidaknya pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang. Proses nilai tambah sumber daya manusia dapat menjadi anteseden terjadinya proses nilai tambah produktivitas yang akan menghasilkan nilai tambah ekonomi yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan dan pada gilirannya akan meningkatkan harkat dan martabat bangsa yang merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan nasional. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan nasional yang fungsional untuk mewujudkan manusia Indonesia berkualitas seperti telah dikemukakan. Oleh karena itu, dalam mengkaji perwujudan manusia Indonesia berkualitas, akan dikemukakan strategi pengembangan sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan yang pembahasannya akan diarahkan pada empat hal, yaitu (1) peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, (2) peningkatan kualitas pendidikan nilai dan pendidikan akhlak di tingkat pendidikan dasar, (3) upaya pengoptimalan fungsi pendidikan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang siap dan mampu bekerja dengan kualitas dan produktivitas tinggi dan (4) pendidikan dan pelatihan yang diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat pasca usia sekolah. Sebelum membahas keempat hal tersebut, terlebih dahulu akan dikemukakan permasalahan pendidikan nasional. Metode pendekatan yang digunakan dalam pembahasan ini adalah analisis rasional dan kritis terhadap perkembangan pendidikan nasional serta kemajuan dan hasil yang dicapai secara empiris dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. 1. Permasalahan Pendidikan Nasional Permasalahan mendasar yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah kurang berfungsinya pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional yang berbasis sumber daya alam Indonesia, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pendidikan nasional tidak berhasil dalam mendidik moral dan akhlak anak bangsa dan juga tidak berhasil dalam menanamkan nilai-nilai paradigma nasional yang terkandung dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Bersamaan dengan kuatnya keinginan meningkatkan mutu pendidikan yang didukung oleh peningkatan komitmen untuk melipatgandakan dana pendidikan nasional, akhlak anak bangsa makin memprihatinkan, bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 juga tidak terinternalisasi secara memadai. Sebagian siswa sekolah dasar dan menengah masih senang tawuran, sementara para elit politik dan pemimpin bangsa di berbagai level giat mempertontonkan tawuran model lain dalam bentuk perebutan kekuasaan dan penyalahgunaan kekuasaan tersebut. Rakyat banyak semakin menderita dan eksploitasi terhadap mereka semakin marak. Gejala-gejala tersebut adalah sebagian kecil dari bukti empiris tidak berfungsinya pendidikan nasional dalam mendidik moral dan akhlak anak bangsa. Keadaan ini mudah dipahami, karena pendidikan dasar yang diharapkan sebagai peletak dasar bagi pembentukan watak, moral dan akhlak terlalu banyak diisi dengan pendidikan pengetahuan melalui metode mengajar pemberitahuan. Konten kurikulum yang harus dipelajari peserta didik sangat banyak sehingga peserta didik dan guru tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menciptakan dan mengembangkan iklim sekolah yang kondusif bagi interaksi edukatif guna terjadinya internalisasi nilai, karena semua waktu belajar terserap untuk menyajikan konten pengetahuan dari kurikulum. b. Lulusan lembaga-lembaga pendidikan dari berbagai jenis dan jenjang tidak memiliki kemampuan untuk bekerja, karena pendidikan kita terlalu berorientasi kepada pendidikan akademis yang dilengkapi sertifikat, ijazah dan gelar, sehingga menciptakan budaya mengejar gelar tanpa mempersoalkan kompetensi yang menyertai gelar tersebut. Gejala tersebut telah menjadikan pendidikan nasional tidak mampu menghasilkan manusia Indonesia yang siap dan mampu bekerja dengan kualitas dan produktivitas tinggi. Pendidikan vokasi yang terdiri atas sekolah kejuruan di tingkat pendidikan menengah, serta program diploma dan politeknik di tingkat pendidikan tinggi tidak mampu menghasilkan lulusan yang mampu dan siap bekerja. Di lain pihak masyarakat tidak berminat memasuki pendidikan kejuruan yang mempersiapkan mereka untuk bekerja karena lebih mengejar ijazah dan gelar. Akibatnya pendidikan nasional tidak mampu mengemban fungsinya menghasilkan manusia Indonesia yang siap dan mampu bekerja dengan kualitas dan produktivitas tinggi. c. Pendidikan nasional juga tertinggal dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena rendahnya mutu pendidikan intelektual pada tingkat pendidikan menengah. Pendidikan menengah juga terlalu banyak diwarnai oleh pendidikan pengetahuan melalui metode mengajar pemberitahuan untuk menyampaikan materi atau konten kurikulum yang terlalu banyak. Selain itu pendidikan nasional juga kurang serius dalam memperhitungkan lingkungan strategis pendidikan nasional, baik lingkungan regional maupun lingkungan internasional. d. Berdasarkan Inpres Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Korupsi yang bisa dikembangkan di sekolah sebagai langkah awal tindakan preventif pencegahan tindakan korupsi. e. Berdasarkan Inpres Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Ekonomi Kreatif yang harus dikembangkan di sekolah dalam rangka menciptakan inovasi baru yang dapat meningkatkan kreatifitas seluruh warga sekolah. f. Permasalahan lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah pelaksana, pengelola, dan penentu kebijakan pendidikan nasional. Sampai saat ini para penentu kebijakan pendidikan, bahkan sampai kepada para pengelola pendidikan sebagian besar masih memandang pendidikan secara parsial dan bahkan mereka memandang pendidikan hanya sebagai sekolah, belajar pengetahuan, dan ujian, sehingga menonjolkan nilai hasil ujian sebagai indikator utama mutu pendidikan nasional. Akibatnya mutu pendidikan hanya dinilai dari hasil belajar kognitif melalui tes pengetahuan. B. TUJUAN Tujuan kunjungan ke satuan pendidikan adalah: 1. Dapat menganalisis, mengembangkan, dan memberikan masukan kepada sekolah yang di tuju (SMP Negeri 4 Samarinda) berupa pengembangan silabus dan RPP. 2. Dapat menganalisis dan memberikan masukan kepada guru yang mengajar di kelas dalam pengembangan pembelajaran aktif dan kreatif. 3. Dapat menganalisis dan memberikan masukan berkaitan dengan pengembangan sarana prasarana dan lingkungan yang berorientasi HBS (Hijau, Bersih, Sehat). 4. Dapat menganalisis dan berbagi pengalaman tentang manajemen organisasi sekolah. 5. Dokumentasi terlampir (instrumen analisis, observasi, observasi, wawancara, dan foto-foto). C. HASIL YANG DIHARAPKAN Peserta BANTEK Profesional Pengembangan Kurikulum bagi TPK: 1. Dapat secara nyata menganalisis, mengembangkan, dan menerapkan data dan fakta di lapangan sesuai kondisi. 2. Dapat memberikan masukan sebagai bentuk kreatifitas dan inovasi dalam pengembangan sekolah. BAB II PELAKSANAAN A. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan kunjungan ke satuan pendidikan dalam kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2012 di SMP Negeri 4 Samarinda. B. PROFIL SEKOLAH 1. a. Identitas Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Samarinda Alamat : Jl. Ir. H. Juanda : (Kecamatan) Samarinda Ulu : (Kabupaten/Kota) Samarinda : (Propinsi) Kalimantan Timur Telepon/HP/Fax : 0541-7774016 e-mail dan Website : smp4smd@yahoo.co.id Status Sekolah : Negeri Nilai Akreditasi : A b. Jumlah Siswa Kelas VII Jumlah siswa Laki-laki : 114 siswa Jumlah siswa Perempuan : 160 siswa Total : 274 siswa Kelas VIII Jumlah siswa Laki-laki : 139 siswa Jumlah siswa Perempuan : 133 siswa Total : 272 siswa Kelas IX Jumlah siswa Laki-laki : 170 siswa Jumlah siswa Perempuan : 175 siswa Total : 345 siswa Jumlah total seluruh siswa adalah 930 siswa. Jumlah Pendidik : 65 orang Jumlah Tenaga Kependidikan : 20 orang c. Jumlah Rombongan Belajar: Kelas VII sebanyak 9, kelas VIII sebanyak 9, kelas IX sebanyak 9 rombel. Jumlah total sebanyak 27 rombel. Kondisi nyata SMP Negeri 4 Samarinda Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Samarinda berdiri tahun 1978 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia . Sekolah ini berdiri di Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. Sebagai Unit Gedung Baru, kondisi sekolah pada saat awal berdiri sangat terbatas baik pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, maupun lingkungannya. Dari tahun ke tahun SMP Negeri 4 Samarinda mulai mengalami kemajuan dan berupaya keras untuk mengejar ketinggalan agar dapat disearakan dengan sekolah yang berstandar nasional. SMP Negeri 4 Samarinda merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, menempati tanah seluas 10.400 m2. Di sekitar sekolah ini terdapat juga tiga sekolah, yakni SMP Negeri 5, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 5. Lokasi sekolah dapat dikatakan strategis karena berada di jalan protokol , sehingga akses menuju sekolah mudah dijangkau dengan angkutan umum atau kendaraan lainnya. Dengan letak yang demikian dan didukung oleh beberapa prestasi sekolah menyebabkan sekolah ini banyak diminati oleh calon peserta didik pada saat penerimaan peserta didik baru. Terbukti pada penerimaan peserta didik dari tahun ke tahun mengalami kenaikkan. Kondisi masyarakat di sekitar lingkungan sekolah yang terletak di kota Samarinda, dapat dikatakan relatif memiliki wawasan yang memadai. Kehidupan kota Samarinda sebagai ibu kota Provinsi memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi sebagai ciri majunya suatu kota atau negara. Masyarakat di sekitar sekolah ini bekerja di berbagai sektor seperti pegawai negeri, pegawai perusahaan, pedagang, sektor nonformal, dll. Keadaan ini memiliki nilai positif bagi sekolah, yaitu pola pikir yang maju dan terbuka sehigga sangat mendukung kemajuan sekolah. Kondisi sosial ekonomi orang tua atau wali murid sangat beragam, walaupun demikian, mereka memiliki kepedulian atau perhatian yang cukup tinggi pada sekolah dan berdampak bagi perkembangan pendidikan di SMP Negeri 4 Samarinda. C. STRATEGI KEGIATAN Kelompok BANTEK SMP beranggotakan 9 anggota yan g terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan widya iswara. Strategi pembagian tugas dibagi berdasarkan masing-masing sub: 1. Wawancara dilaksanakan oleh dua orang (pengawas dan widya iswara). 2. Tugas observasi kelas dilakukan oleh dua orang guru. 3. Observasi lingkungan dilakukan oleh dua orang guru 4. Observasi sarpras dilakukan dua orang kepala sekolah 5. Pelaporan dikoordinasikan dan dilakukan oleh ketua dan sekretaris   BAB III HASIL KUNJUNGAN A. HASIL ANALISIS DOKUMEN PEMBELAJARAN (SILABUS-RPP) 1. Kurikulum SMP Negeri 4 sudah sesuai dengan panduan penyusunan KTSP dari BNSP yang sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter. 2. Visi dan Misi sekolah sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter. 3. Tujuan sekolah sudah sesuai dengan visi dan misi sekolah yang berkarakter. 4. Silabus dan RPP guru sudah lengkap namun sebagian kecil isi dari silabus dan RPP guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter. 5. Format RPP belum sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan. B. HASIL OBSERVASI KELAS 1. Pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang dibuat oleh guru. 2. Dalam proses pembelajaran sudah mencerminkan adanya pendidikan karakter. C. HASIL OBSERVASI LINGKUNGAN DAN SARPRAS SEKOLAH 1. Sekolah memiliki halaman yang cukup asri, tertata rapi, dan indah meskipun belum terdapat serapan air (biopori) yang terdapat di area sekolah, tetapi hal ini tidak berpengaruh besar terhadap penataan lingkungan karena sekolah memiliki saluran pembuangan air limbah yang memadai. 2. Sekolah melakukan pengelolaan pembuangan sampah dengan baik karena terdapatnya tempat pembungan yang cukup memiliki peralatan kebersihan, tempat cuci tangan, kamar mandi, WC, air bersih, dan tandon yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, meskipun belum terdapat himbauan berupa stiker untuk mematikan listrik dan air sesuai dengan himbauan pemerintah. 3. Sekolah memiliki majalah dinding sebagai media komunikasi dan informasi, terdapat fasilitas tempat temuan barang meskipun belum dilengkapi dengan pengumuman barang hilang, kotak saran dan pengaduan, serta belum adanya kantin kejujuran. 4. Ruang kelas belajar sudah neniliki sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan kelas. 5. Perpustakaan sekolah sudah sesuai dengan standar sarana dan prasarana. D. HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH 1. Warga sekolah memahami dan mengetahui adanya kebijakan untuk melaksanakan pendidikan karakter yang diperoleh dari pedoman pelaksanaan pendidikan karakter. 2. Adanya komitmen bersama warga sekolah untuk mensosialisasikan dan melaksanakan pendidikan karakter di sekolah. 3. Sekolah menyusun program, melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan pendidikan karakter secara rutin setiap tahun. 4. Dalam program pendidikan karakter sekolah memprioritaskan beberapa nilai-nilai karakter. 5. Pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan melalui integrasi pada manajemen berbasis sekolah (MBS), proses pembelajaran, dan pembiasaan. 6. Adanya dukungan pelaksanaan pendidikan karakter dari Pusat, Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan Kota, dan instansi atau pihak terkait. E. DOKUMEN HASIL KUNJUNGAN PERTEMUAN TIM DENGAN KEPALA SEKOLAH WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH WAWANCARA TENTANG DOKUMEN PEMBALAJARAN DENGAN WAKA KURIKULUM OBSERVASI KELAS BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Hasil kunjungan kelompok BANTEK SMP diantaranya: 1. Kurikulum SMP Negeri 4 Samarinda sudah memenuhi standar dan sudah terintegrasi pendidikan karakter bangsa (pembelajaran aktif, kewirausahaan, dan ekonomi kreatif). 2. Pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan RPP namun silabus dan RPPnya belum terintegrasi dengan pendidikan karakter bangsa. 3. Lingkungan sekolah sudah kondusif mengacu pada pedoman Hijau, Bersih, dan Sehat (HBS). Penataan Sekolah sudah sesuai dengan standar. 4. Hasil wawancara kepala sekolah: a. Warga sekolah memahami/mengetahui adanya kebijakan tentang pelaksanaan pendidikan karakter. b. Semua warga sekolah berkomitmen untuk menjalankan pendidikan karakter sesuai dengan bidangnya masing-masing. c. Adanya dukungan dari Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kota dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. B. REKOMENDASI 1. Pada perencanaan pembelajaran (silabus dan RPP) yang belum mengintegrasikan pendidikan karakter hendaknya mengintegrasikan. 2. Pada lingkungan sekolah perlu dilengkapi hal-hal yang belum dimiliki misalnya slogan hemat air dan listrik. 3. Adanya pembinaan secara kontinyu pelaksanaan pendidikan karakter dari berbagai pihak dan instansi yang terkait.   LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Kepala Sekolah 2. Instrumen Analisis Dokumen KTSP 3. Instrumen Observasi Pembelajaran 4. Instrumen Observasi Lingkungan Fisik Sekolah 5. Instrumen Wawancara 6. Foto Halaman Sekolah 7. Foto Ruang Kelas 8. Foto Lingkungan 9. Foto WC Sekolah 10. Foto Slogan 11. Action Plans 12. Soft copy Dokumen 1 dan Dokumen 2 dari SMP Negeri 4 Samarinda dan SMP Negeri 21 Samarinda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar